Website BAPPEDA Pangandaran Jadi Sasaran Hacker Tiap Hari

Website BAPPEDA Pangandaran Jadi Sasaran Hacker Tiap Hari

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pangandaran mengungkapkan bila website miliknya itu hampir setiap hari diretas. Upaya jahat di dunia siber oleh hacker itu biasanya mengubah tampilan website Bappeda Pangandaran.

Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Pangandaran Oki Dariamustari mengatakan, hacker biasanya merubah tampilan isi situs.



"Akibat diretas informasi yang disampaikan pada website tidak bisa terakses publik," kata Oki.

Namun isi naskah yang telah diunggah pada laman BAPPEDA tidak dirubah, tetapi hal ini menjadi kendala untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

"Kami belum bisa menemukan solusi untuk mengatasi serangan hacker yang hampir dilakukan setiap hari," tambahnya.

Alternatif terakhir yang biasa dilakukan oleh BAPPEDA di antaranya mematikan server setiap malam dan membukanya kembali pada pagi hari hingga siang.

"Website kami untuk saat ini baru bisa diakses hanya siang menjelang malam," papar Oki.

Oki menjelaskan, butuh anggaran untuk memperkuat ketahanan situs sebagai solusi memperkuat sistem keamanan.

"Rencananya website BAPPEDA akan terintegrasikan dengan website milik Dinas Kominfo," jelasnya.

Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah serangan yang dilakukan peretas atau hacker.



Pemuda Asal Pasuruan Dapatkan $7500 Setelah Temukan Bug Google

Pemuda Asal Pasuruan Dapatkan $7500 Setelah Temukan Bug Google

Biasa disapa Nosa. Remaja 19 tahun asal Bukir, Kota Pasuruan itu, diganjar $7.500.00 oleh Google, setelah temukan bug. Sang hacker pun bercita-cita ingin menjadi "pengangguran sukses".



BELAJAR di jurusan IPS pada saat SMA, tak menghalanginya mempelajari IT (Information Technology), yang notabene digeluti oleh mereka berlatar ilmu eksak, IPA.

M. Nosa Sandi Prasetyo, namanya.

"Saya biasa dipanggil Nosa," katanya, memulai perbincangan dengan wartabromo.com, Rabu (26/9/2018).

Remaja asal Bukir, Kota Pasuruan ini, kelahiran 30 September, 19 tahun lalu. Nosa yang sedang menikmati masa-masa semester ketiga di bangku kuliah saat ini, ketiban rejeki. Ia mendapat hadiah tak terduga dari Google, raksasa search engine (mesin pencarian) di dunia. Tak tanggung-tanggung, ia mendapat $7.500.00 dari Google.


Ketertarikannya di dunia IT diakuinya sudah sejak belia. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah menyukai game, layaknya anak-anak zaman now sih. Ketika di SMP, mulailah remaja ini mengenal dunia software bahkan sempat membuat virus sederhana. Tak berhenti disitu, memasuki dunia SMA, Nosa kian mendalami olah pengaturan komputer, terutama peprograman sehingga dapat membuat instruksi untuk menjalankan dan mengeksekusi suatu perintah.
M. Nosa Sandi Prasetyo.

Eh ladhalah, kala itu ia mulai 'membobol' akun rapor online hingga akun ujian berbasis android. Itu dilakukan setelah sebelumnya, ia ditunjukkan bagaimana menemukan bug selain rentetan pemahaman dalam sebuah program.

Meskipun berhasil meretas akun, tak lantas memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya. Nosa justru melaporkan masalah yang ditemukannya kepada developer (pembuat program). Atas laporannya, sang hacker mendapat feedback dari perusahaan.

Setelah lulus SMA, ia sempat ditawari untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN, tapi karena saat SMA belajar di jurusan IPS, maka kesempatannya untuk lolos pun hilang

"IT kan IPA, jadi saya sudah auto gagal," kata Nosa sambil tertawa kecil.

Nosa sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Tapi, dorongan orangtua membuatnya tetap melanjutkan studi dan mengambil jurusan IT di STMIK Yadika Bangil, sesuai passion yang ia miliki.

Mengenal pemrogaman sejak SMA, hingga mencari celah keamanan yang ada di suatu program (bug bounty) kini semakin ditekuninya. Sebagai bug hunter (pencari bug), suatu ketika ia memimpikan dapat menemukan bug di Google. Untuk sekedar diketahui, mesin pencarian terbesar di dunia ini, memang membuka ruang untuk dapat menemukan bug (bug bounty).



Tak hanya berkeinginan, ia merealisasikan dengan melakukan percobaan pertama, pada bulan ketiga tahun 2018.

Modal belajar dari kawan di komunitas dan Internet, aksinya pun mulai dilancarkan. Sempat menemukan bug, namun, laporan yang dikirim ditolak oleh Google. Saat itu, ia masih menggunakan browser "jadul" Internet Explorer (IE) dan Mozilla seri lama.

Lima Bulan berselang, tepatnya 11 Agustus 2018, Nosa melakukan percobaan keduanya dengan metode berbeda dengan sebelumnya. Kali ini dilakukan dengan coba-coba mengutak atik akun google. Selancar dilakukan, masuk di my-akun, Nosa melanjutkan ke sub domain bussiness-google. Dan bug tertangkap!

Pucuk dicinta ulampun tiba. Ia mendapat balasan "Nice catch (tangkapan yang bagus)".

Nosa mengungkapkan, celah yang ia temukan termasuk celah keamanan yang sangat critical, "click hijjacking".

Bak gayung bersambut, "Mbah Gugel" merespon laporannya, hingga kemudian mendapat balasan. Pada hari Selasa, (25/9/2018) subuh, Nosa mendapat email dari Google yang berisi ucapan terima kasih dan reward yang ia terima.

"As Part of Google Vulnerability Reward Program, the panel decided to issue a reward of $7500.00. (Sebagai bagian dari Google Vulnerability Reward Program, kami memutuskan untuk memberikan hadiah $ 7500,00)," penggalan kalimat dalam email yang diterima Nosa dari Google.

Sempat bernadzar untuk memotong rambutnya yang gondrong jikalau mendapat $5.000. ia malah mendapat lebih dari yang diharapkan.

"Saya aja sampai sekarang nggak nyangka bisa dapet uang sebanyak itu," ujarnya.

Di akhir obrolan, ia menuturkan ingin menjadi pengangguran yang sukses. Belakangan diungkapkan, bila remaja dengan postur tubuh tinggi ini, kerap mendapat reward dari sejumlah domain kenamaan. Katanya sih, hasilnya lumayan.

"Meneng-meneng dapet duit," candanya mengakhiri obrolan.


Awas! Hasil Pilpres 2019 "Bakal" Diacak-acak Hacker Internasional

Awas! Hasil Pilpres 2019 "Bakal" Diacak-acak Hacker Internasional



Semua pihak yang berkepentingan dengan Pilpres 2019 harus memperkuat pertahanan sistem IT agar tidak bisa ditembus hacker. Hacker menyerang karena memanfaatkan kelemahan sistem. Sehingga serangam hacker asing bisa saja terjadi. Apalagi di manapun tak ada sistem IT yang sempurna, kelemahan selalu ada


Munculnya informasi ke ruang publik terkait dugaan masuknya hacker asing ke Indonesia harus menjadi peringatan dini bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Karena potensi Indonesia diserang hacker asing sangat terbuka. Apalagi serangan yang mereka sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Para hacker itu juga berpotensi menimbulkan kekacauan pelaksanaan Pilpres 2019.

"Peringatan dini ini khususnya bagi pihak-pihak yang mempunyai kewajiban menjaga kedaulatan, keamanan dan ketertiban NKRI agar mencermati isu ini baik dari pihak BIN, BAIS, Mabes Porli, Badan Cyber Nasional atau Lembaga Sandi Negara," kata pengamat intelijen dari The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya seperti yang dikutip dilaman Harian Terbit, pada Rabu (29/9/2018).

Harits menuturkan, jangan sampai kehidupan sosial politik ekonomi dan keamanan Indonesia diacak-acak melalui serangan kejahatan cyber.Bahkan jika ini terkait dengan Pilpres 2019 maka masing-masing dari tim atau desk cyber dua calon capres-cawapres Jokowi – Ma’ruf Amin dan Prabowo – Sandiaga untuk perlu dan wajib mewaspadai atas serangan kejahatan cyber tersebut.

"Bagi semua elemen yang ingin suksesi 2019 berjalan secara jujur adil transparan serta akuntable dan melahirkan produk kepemimpinan yang kredible maka proses dari awal hingga akhir perlu steril dari kecurangan atau bahkan tindak kejahatan melalui dunia cyber dari pihak siapapun," jelasnya.



Sangat Berbahaya

Terpisah, pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Analisa Sosial (LeKAS) Karnali Faisal mengatakan, apapun motifnya, Tim Cyber Mabes Polri harus menyelidiki kebenaran dugaan puluhan hacker asing masuk Indonesia tersebut. Jangan dibiarkan dugaan masuknya hacker asing tersebut menjadi isu liar. Jika benar ada hacker, perlu dilakukan tindakan guna memberikan ketentraman dan kedamaian masyarakat Indonesia.
Server Instagram Down/Tumbang

Server Instagram Down/Tumbang



Tumbangnya Instagram tidak hanya dialami oleh pengguna di Indonesia. Berdasarkan pengamatan di Twitter, banyak netizen dari berbagai negara yang mengeluhkan Instagram down.


Banyak yang awalnya mengira paket internet mereka habis. Bahkan ada juga menghapus dan menginstall ulang aplikasi Instagram-nya. Tapi ternyata aplikasi milik Facebook itu memang sedang mengalami gangguan.

Selama beberapa waktu Instagram down sehingga tak bisa diakses pengguna di sejumlah negara. Mengonfirmasi sempat mengalami masalah, Instagram pun minta maaf.

Pun demikian, media sosial berbasis foto dan video itu tidak menjelaskan lebih lanjut secara lebih rinci mengenai masalah apa yang terjadi sehingga layanannya sempat tumbang.


"Betul bahwa pengguna sempat mengalami kesulitan mengakses akun Instagram mereka. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, sekarang Instagram sudah bisa diakses kembali," kata perwakilan Instagram saat dihubungi detikiNET, Rabu (3/10/2018).

Tumbangnya Instagram sempat jadi topik hangat karena masalah serupa dialami para pengguna di penjuru dunia. Mereka ramai-ramai "lari" ke Twitter untuk curhat dan mencari informasi, seraya mengusung tagar #instagramdown.

Hal itu membuat #instagramdown sempat menempati posisi teratas trending topic Twitter secara global. Para pengguna Instagram kemudian juga berkicau gembira ketika tahu Instagram sudah pulih setelah sekitar 45 menit tumbang.

Sumber: https://inet.detik.com/
50 Juta Akun Facebook Dibobol Hacker, Ini Bahaya yang Menghantui

50 Juta Akun Facebook Dibobol Hacker, Ini Bahaya yang Menghantui



Facebook diretas, membuat setidaknya ada 50 juta penggunanya yang berada dalam bahaya. Tanpa ada efek samping pun peretasan semacam itu sudah menjadi hal yang sangat mengerikan.

Namun di balik itu, ada bahaya lain yang mengintip dari peretasan tersebut. Yaitu sistem login Single Sign-On Facebook yang dipakai di banyak situs lain di dunia maya, dari Tinder sampai Expedia.


Mungkin Anda pun salah satu pengguna sistem login tersebut; Anda mendaftar di situs lain, Tinder misalnya, menggunakan login Facebook agar tak perlu mengisi formulir lagi, juga membuat dan mengingat user ID dan password -- karena data yang dipakai bakal diambil dari Facebook.

Sistem semacam ini sebenarnya bukan cuma mempermudah pengguna, karena tak perlu lagi direpotkan oleh mengisi berbagai data pribadi saat mendaftar di suatu situs, melainkan juga mempermudah para pemilik situs karena bisa menciptakan sistem login yang lebih aman, mengandalkan infrastruktur milik Facebook -- yang di atas kertas seharusnya lebih aman.

Sistem login semacam ini sebenarnya bukan cuma diterapkan oleh Facebook, karena Google pun menggunakannya. Namun dalam penerapannya, sistem login milik Facebook ini lebih luas digunakan di berbagai situs.



Masalahnya, saat Facebook diretas seperti saat ini, data-data Single Log On itu pun bisa bocor ke si peretas karena mereka bisa mengakses token atau kunci digital ke akun Face book. Dengan token itu, si peretas bisa mengontrol akun Facebook korbannya secara penuh.

Data-data pengguna yang bisa diakses si peretas pun bisa bermacam-macam. Dari bermacam pesan pribadi di layanan Tinder, sampai informasi paspor yang tersimpan di Expedia.

Dalam pernyataan resminya, Facebook mengklaim kalau hasil investigasi mereka menunjukkan tak ada akses ke aplikasi lain yang dilakukan oleh si peretas.

Facebook sebelumnya sudah me-reset akses token dari 50 juta penggunanya yang menjadi korban peretasan ini, dan 40 juta pengguna lain yang mungkin ikut terkena dampaknya.


Referensi: https://inet.detik.com/
Hacker Ditangkap Setelah Hack Situs Akademi Militer AS

Hacker Ditangkap Setelah Hack Situs Akademi Militer AS




Seorang pria dari California mengaku bersalah meretas situs web militer dan pemerintah dalam kampanye defacement terkait dengan situasi politik Gaza. Billy Ribeiro Anderson, juga dikenal sebagai “Anderson Albuquerque” dan “AlfabetoVirtual,” mengaku bersalah atas dua tindak kejahatan komputer di pengadilan di Distrik Selatan New York.


Menurut jaksa AS, dari 2015 – 2018, pria berusia 41 tahun itu melakukan aksi defacement dengan mengakses secara ilegal lebih dari 11.000 militer AS, pemerintah, dan situs web bisnis. Dengan menggunakan kodenama AlfabetoVirtual, peretas mengganti konten di setiap situs web dengan “coretan”-nya sendiri, termasuk memposting teks “Hacked by AlfabetoVirtual,” “#FREEPALESTINE” dan “#FREEGAZA“. Pesan-pesan ini berhubungan dengan situasi politik antara Palestina, Israel, dan jalur Gaza yang terkepung.
Dalam laporan kejaksaan AS, dua kasus defacing yang menjadi sorotan adalah aksinya saat meretas situs NYC Comptroller di 2015 dan Combating Terrorism Center at West Point di 2016. Berikut tampilan saat situs tersebut diretas:




Mirror:
Dalam kasus pertama, Anderson mengeksploitasi kerentanan dalam plugin pihak ketiga yang digunakan oleh situs web. Pada yang terakhir, peretas dapat mengeksploitasi kerentanan cross-site scripting (XSS) untuk mengkompromikan akun administrator dan memotong kontrol akses.
Penegak hukum mengatakan pada hari Selasa bahwa Anderson tidak hanya bertanggung jawab atas peretasan kedua web tersebut, tetapi ia juga ribuan server web di seluruh dunia. Peretas memasang malware di server-server ini yang diretasnya untuk menjaga aksesnya dan menciptakan backdoor, memberikan dirinya hak administratif dalam sistem.
Anderson dihadapkan hingga 10 tahun penjara atas kejahatannya tersebut. Hukuman sudah dijadwalkan dan dijadwalkan akan berlangsung pada Februari 2019.
Sebagai tambahan, pelaku juga pernah “menyambangi” situs pemerintahan Indonesia antara lain situs pemerintahan Sulawesi Barat, Website pemerintahan Kota Bontang, dan Pengadilan Agama Limboto di tahun 2016.


Referensi: https://news.linuxsec.org/seorang-peretas-ditangkap-setelah-melakukan-defacing-ke-situs-akademi-militer-as/
Hacker Curi Akses Token dari 50 Juta Pengguna Facebook

Hacker Curi Akses Token dari 50 Juta Pengguna Facebook


Hacker Curi Akses Token dari 50 Juta Pengguna Facebook – Apakah kemarin (28/9) siang kalian tiba-tiba ter-logout dari Facebook? Tenang saja, kamu tidak sendiri karena Facebook mengkonfirmasi bahwa ada peretas atau mungkin sekelompok peretas yang mengeksploitasi kerentanan zero-day dalam platform media sosial populer tersebut yang memungkinkan mereka mencuri akses token lebih dari 50 juta akun pengguna.



Dalam posting blog singkat yang diterbitkan, Facebook mengungkapkan bahwa tim keamanannya menemukan serangan itu tiga hari yang lalu (pada 26 September) dan mereka masih menyelidiki insiden keamanan.

Tidak mau ambil resiko, tim Facebook akhirnya melogout paksa penggunanya dan mengupdate akses token mereka. Dan ketika login kembali maka pengguna akan mendapat pemberitahuan tentang adanya security update tersebut.

Kerentanan, yang detail teknisnya belum diungkapkan dan sekarang ditambal oleh Facebook, berada dalam fitur “View As” – fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari tahu apa yang akan dilihat pengguna Facebook lainnya jika mereka mengunjungi profilmu.


Menurut tim Facebook, kerentanan tersebut memungkinkan peretas untuk mencuri akses token rahasia yang kemudian dapat digunakan untuk mengakses secara langsung informasi pribadi pengguna tanpa memerlukan kata sandi akun asli mereka atau memvalidasi kode otentikasi dua faktor.
Akses token memungkinkan seseorang mengakses akun Facebook tanpa login ke akun Facebook. Mungkin kalian yang menggunakan bot like atau bot komentar di Facebook sudah paham kegunaan akses token tersebut.
Saat artikel ini ditulis, fitur “View As” masih tidak bisa digunakan. Fitur tersebut dinonaktifkan sementara kemungkinan sampai investigasi masalah ini selesai. Pihak facebook sendiri juga sudah menghubungi FBI mengenai adanya pelanggaran keamanan tersebut.


Karena penyelidikan masih dalam tahap awal, Facebook belum menentukan apakah penyerang menyalahgunakan token akses yang dicuri dari 50 juta akun atau jika ada informasi sensitif yang diakses.

Referensi: https://news.linuxsec.org/hacker-curi-akses-token-dari-50-juta-pengguna-facebook/

Situs Bank BRI Diretas, Hacker Tampilkan Foto Tayo

Situs Bank BRI Diretas, Hacker Tampilkan Foto Tayo




Hacker yang mempunyai codename Mr.Tokeichun69 dan SPEEDY-03 kembali unjuk gigi, mereka meretas salah satu subdomain dari Bank BRI yang mempunyai alamat prioritas.bri.co.id.


Tidak ada pesan khusus yang ditinggalkan pelaku atasa kasus peretasan ini, mereka hanya menampilkan foto kartun Tayo dan pesan singkat seperti dibawah ini :
Mr.Tokeichun69 xXx SPEEDY-03

Extreme Crew & Typical Idiot Security

Pelaku memang tidak meretas halaman utama situs yang beralamatkan prioritas.bri.co.id tersebut, mereka meretas pada halaman https://prioritas.bri.co.id/clients/wysiwyg/pentest/, dan sekarang pun situs tersebut sudah diperbaiki dan halaman yang diretas oleh pelaku sudah dihapus oleh admin pengelola website.


Jika kalian penasaran dengan tampilan halaman yang diretas kalian bisa melihat arsip mirrornya di :

Semoga saja kasus peretasan ini tidak mengganggu kinerja dari website/perusahaan tersebut.

Shadow Brokers, Kelompok Hacker Yang Buat Pusing NSA

Shadow Brokers, Kelompok Hacker Yang Buat Pusing NSA


Pada tahun ini agensi milik Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) mendapat pukulan berat setelah sejumlah data dan aplikasi penting mereka berhasil dibongkar oleh kelompok hacker bernama Shadow Brokers.


Melalui Shadow Brokers inilah akhirnya kita tahu bahwa NSA sepertinya mempunyai tim hacker yang memiliki sandi 'Equation Group', sebuah tim yang bekerja dibawah NSA melalui unit kerja Tailor Acess Operations (TAO). TAO ini bertugas mengumpulkan berbagai program untuk membongkar dan meretas beberapa sistem keamanan dari perusahaan software ternama.



Sejak akhir 2016 lalu, Shadow Brokers telah berhasil membongkar dan mengungkap salah satu kelemahan dari sistem router Cisco, sebuah server email untuk Windows dan Linux. Lebih parahnya, mereka memberikan celah kelemahan tersebut kepada sang pembuat ransomware 'WannaCry' melalui alat yang di terbitkan hasil yang mereka peroleh dari peretasan NSA tersebut.


Tentu saja, pada awalnya NSA hanya ingin menyimpan semua alat hacking tersebut untuk digunakan tujuan pengawasan pribadinya sendiri. Sekarang, alat exploitasi mereka malah disalahgunakan oleh penjahat cyber.

Mereka masih belum tahu pasti apakah agensinya merupakan korban hacking yang dieksekusi secara pintar dengan terduga pihak Rusia adalah sebagai pelaku yang paling memungkinkan, bisa juga data bocor yang dilakukan oleh orang dalam. Sejauh ini sudah tiga karyawan ditangkap sejak tahun 2015 karena telah mengambil file rahasia, namun mereka khawatir bahwa beberapa bocoran masih akan tetap ada.

Pejabat NSA saat ini mengatakan peretasan yang telah dilakukan oleh Shadow Brokers telah menjadi bencana besar bagi agensi mereka. Dia mempertanyakan mengenai kemampuan NSA untuk melindungi senjata cyber yang sangat berharga bagi keamanan nasional negara Amerika Serikat. Agensi NSA yang sampai sekarang dianggap sebagai pemimpin dunia dalam perihal membobol jaringan komputer musuh dinilai telah gagal dalam upaya melindungi dirinya sendiri.



Ketidakmampuan NSA dalam mengungkap keberadaan kelompok hacker Shadow Brokers ini bahkan dilecehkan oleh mereka beberapa waktu lalu. Mereka bahkan mengejek agensi NSA dan menyindir dengan kalimat "Apakah NSA hanya mengejar bayangan?."

Siapa Shadow Brokers itu ?


Nama Shadow Brokers terinspirasi dari sebuah tokoh game Mass Effect, kelompok hacker ini memilih menggunakan nama tokoh tersebut karena sesuai dengan tujuan mereka. Yaitu akan menjual informasi penting kepada pihak yang bersedia membayar dengan tawaran paling tinggi.

Setelah melakukan peretasan, biasanya mereka akan melakukan pelelangan data yang telah berhasil mereka curi. Sasaran utama kelompok hacker ini adalah NSA. Padahal anggota NSA sendiri rata-rata berisi hacker professional di Amerika Serikat, namun masih saja diretas oleh mereka, bukti kalau Shadow Brokers ini bukan sekedar peretas biasa.

Kita tunggu saja apakah nantinya keberadaan kelompok hacker Shadow Brokers ini akhirnya bisa terungkap atau tidak.

Sumber : https://m.kaskus.co.id/thread/5a0d3967c0d7709b698b457a/shadow-brokers-bikin-pusing-nsa/?ref=htarchive&med=hot_thread

6 Penemuan Cemerlang Nikola Tesla yang Tidak Pernah Terealisasikan

6 Penemuan Cemerlang Nikola Tesla yang Tidak Pernah Terealisasikan


Nikola Tesla merupakan seorang penemu eksentrik yang memelopori kemajuan di bidang radio, televisi, motor, robotika dan listrik, termasuk teknologi arus bolak-balik yang banyak digunakan saat ini. Selain penemuan barang yang sangat berguna diatas, ia juga pernah mengusulkan gagasan yang lebih aneh lagi. Berikut enam gagasan futuristiknya yang belum sampai berhasil ia wujudkan, entah karena keterbatasan teknologi atau mungkin faktor usia.

1. Mesin Gempa


Pada tahun 1893, Tesla mematenkan osilator mekanis bertenaga uap yang akan bergetar naik turun pada kecepatan tinggi untuk menghasilkan listrik. Bertahun-tahun setelah mematenkan penemuannya, dia mengatakan kepada wartawan bahwa pada suatu hari ketika mencoba menyetel osilator mekanisnya di laboratorium miliknya di kota New York, dia menyebabkan tanah menjadi bergoyang. Selama tes, Tesla terus-menerus menaikkan tegangannya dan mendengar suara retak. "Tiba-tiba, semua mesin berat di tempat itu terbang. Aku meraih palu dan mematahkan mesinnya." kenangnya. Polisi dan ambulans kemudian tiba di tempat kejadian untuk melihat keributan tersebut, namun Tesla mengatakan kepada asistennya untuk tetap diam dan mengatakan kepada polisi bahwa hal yang tadi adalah gempa bumi biasa.



2. Kamera Pikiran


Tesla sangat yakin bahwa dia bisa memvisualisasikan pikiran seseorang. Inspirasinya datang saat dia melakukan eksperimen pada tahun 1893, Tesla mengatakan kepada seorang reporter surat kabar beberapa dekade kemudian: "Saya menjadi yakin bahwa sebuah pikiran pasti terbentuk karena kehendak, oleh tindakan refleks, kemudian menghasilkan gambaran pikiran tersebut pada retina, yang mungkin bisa dibaca dan diproyeksikan oleh sebuah alat." Tesla membayangkan pikiran pada retina buatan, memotret pikiran tersebut dan memproyeksikan gambar di layar. "Jika ini bisa dilakukan dengan sukses, maka benda yang dibayangkan seseorang akan tercermin dengan jelas di layar saat mereka terbentuk," katanya, "Dan begitulah setiap pemikiran individu dapat dibaca. Pikiran kita akan menjadi buku terbuka." tungkasnya.



3. Energi Nirkabel



Pada tahun 1901, Tesla memperoleh $150.000 dari pemodal J.P. Morgan untuk membangun sebuah menara berbentuk jamur berukuran 185 kaki di pantai utara Long Island yang mampu mentransmisikan pesan, telepon dan gambar ke kapal laut dan melintasi Samudra Atlantik dengan menggunakan Bumi sebagai penyalur sinyal. Ketika bangunan mulai dikerjakan sesuai dengan rencana, yang disebut Menara Wardenclyffe, Tesla ingin menyesuaikannya untuk memungkinkan pengiriman tenaga nirkabel, yang percaya dari eksperimennya di radio dan gelombang mikro bahwa ia dapat menerangi kota New York dengan mentransmisikan jutaan volt listrik melalui udara. Morgan, bagaimanapun, menolak memberi Tesla dana tambahan untuk skema mulanya. (Beberapa berspekulasi bahwa Morgan memotong dana begitu dia menyadari bahwa rencana Tesla akan melumpuhkan sektor energi lainnya) Tesla kemudian meninggalkan proyek tersebut pada tahun 1906 sebelum beroperasi, dan Wardenclyffe Tower dibongkar pada tahun 1917.

4. Gelombang Pasang Buatan Buatan


Insinyur dan fisikawan percaya bahwa kekuatan sains dapat dimanfaatkan untuk mencegah perang. Pada tahun 1907, surat kabar New York World melaporkan adanya inovasi militer Tesla di mana telegraf nirkabel akan memicu peledakan bahan peledak tinggi di laut untuk menghasilkan gelombang pasang yang begitu luas sehingga mereka bisa menggulung seluruh armada musuh. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa gelombang pasang buatan akan "Membuat kapal selam tidak berguna seperti perahu kertas hanyut di bak mandi dan kemudian menghasilkan perdamaian."



5. Pesawat Supersonik Bertenaga Listrik


Sejak Tesla masih anak-anak, dia terpesona dengan gagasan terbang. Dengan menggabungkan pengetahuan tentang teknik elektro dan mekanik, ia mulai memikirkan lebih jauh tentang penerbangan setelah mengalami kegagalan pada tower Wardenclyffe. Dalam sebuah artikel di majalah Reconstruction edisi Juli 1919, Tesla membahas karyanya tentang pengembangan pesawat supersonik yang akan menempuh jarak delapan mil di atas permukaan Bumi dan menghasilkan kecepatan yang memungkinkan penumpang melakukan perjalanan antara kota New York dan London dalam tiga jam. Konsep Tesla menyerukan agar pesawat tersebut diberdayakan oleh listrik yang ditransmisikan secara nirkabel dari pembangkit listrik di darat, sehingga menghilangkan kebutuhan pesawat untuk membawa bahan bakar. "Pasokan listrik hampir tidak terbatas, karena sejumlah pembangkit listrik dapat dioperasikan bersama-sama, memasok energi ke pesawat seperti kereta yang berjalan di jalur yang dipasok dengan energi listrik melalui rel atau kabel," kata Tesla dalam artikel tersebut.

6. Sinar Kematian (Death Beam / Death Ray)


Pikiran kreatif Tesla terus memicu visi baru bahkan di akhir hayatnya. Pada ulang tahunnya yang ke 78, dia mengatakan kepada The New York Times bahwa dia telah menemukan penemuan paling penting yang akan "Menyebabkan jutaan tentara berjatuhan di perjalanan mereka." Penemuan tersebut adalah senjata militer yang akan mempercepat partikel merkuri 48 kali kecepatan suara di dalam ruang vakum dan menembakkan sinar berkecepatan tinggi "Melalui udara bebas, dengan energi luar biasa sehingga akan dapat menggulung armada 10.000 pesawat musuh di jarak sejauh 250 mil. Meskipun persnya menyebutnya sebagai death beam (sinar kematian), Tesla lebih mempercayainya sebagai sinar perdamaian yang akan menggagalkan serangan pesawat terbang dan tentara yang menyerang sehingga menyelamatkan banyak nyawa dengan bertindak seperti tembok besar Tiongkok yang tak terlihat, dan satu juta kali lebih sulit ditembus. Tesla menawarkan senapan partikelnya ke banyak pemerintah, termasuk Amerika Serikat, namun satu-satunya negara yang menunjukkan ketertarikannya adalah Uni Soviet, yang melakukan uji parsial pada tahun 1939.

Sumber : http://www.history.com/news/history-lists/6-brilliant-tesla-inventions-never-built